Understanding Requirement Engineering

cover-1

Fase Requirement Engineering merupakan proses memahami kebutuhan sistem, baik dari segi bisnis, kebutuhan fungsional, ataupun dari segi interaksi pengguna dengan sistem nantinya.

Tujuan dilakukannya fase Requirement Engineering adalah untuk menyamakan presepsi setiap pemangku kepentingan yang terlibat, agar dapat menghasilkan solusi yang efektif dan efisien.

Fase ini terdiri dari beberapa tahapan:

  1. Identifikasi permasalahan
  2. Analisa kebutuhan pengguna
  3. Klasifikasi kebutuhan pengguna
  4. Pemodelan sistem
  5. Negosiasi dan spesifikasi kebutuhan
  6. Validasi kebutuhan
Identifikasi Permasalahan

Tahapan ini merupakan awal dari proses Requirement Engineering. Identifikasi permasalahan biasanya dilakukan menggunakan teknik kolaborasi meeting yang akan dihadiri oleh pihak user atau pengguna, serta vendor atau tim yang akan melakukan pengembangan sistem. Tahapan ini dapat juga disebut Requirement Gathering.

Tujuan utama dari Requirement Gathering adalah memahami permasalahan yang dihadapi oleh user yang kemudian dilanjutkan dengan penawaran solusi secara garis besar.

Analisa Kebutuhan Pengguna

Tahapan ini merupakan tindak lanjut atas informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Pemasalahan akan dipetakan menjadi poin-poin kebutuhan yang nantinya akan direalisasikan dalam bentuk fitur-fitur pada sistem yang dikembangkan.

Klasifikasi Kebutuhan Pengguna

Setelah diperoleh daftar kebutuhan pengguna, maka selanjutnya akan dilakukan klasifikasi kebutuhan berdasarkan level kepentingannya, yaitu:

  1. Normal Requirement (Kebutuhan objektif sesuai dengan permintaan user)
  2. Expected Requirement (Kebutuhan dasar sebuah sistem)
  3. Exciting Requirement (Kebutuhan tambahan yang berada di luar ekspektasi user)

Klasifikasi kebutuhan dilakukan untuk memudahkan tim pengembang dalam menentukan prioritas ketika proses pengerjaan nantinya.

Pemodelan Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk menggambarkan sistem dalam bentuk dokumen teknis untuk memperjelas elemen apa saja yang dibutuhkan, bagaimana hubungan antar entitas, serta bagaimana behavior atau perilaku sistem atas berbagai kondisi yang diminta oleh setiap aktor.

Pemodelan dapat dilakukan menggunakan Use Case Skenario ataupun Use Case Diagram, UML, Class Diagram, ataupun Prototype sistem.

Negosiasi dan Spesifikasi Kebutuhan

Setelah dilakukan pemodelan, gambaran alur serta fungsional sistem akan semakin jelas. Tahapan berikutnya adalah melakukan diskusi dan negosiasi antara vendor dan user untuk menentukan prioritas pada proses pengembangan, biaya yang dibutuhkan, risiko yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan untuk menggabungkan, memodifikasi atau bahkan mengeliminasi kebutuhan-kebutuhan yang telah dituliskan di awal agar mencapai kesepakatan bersama.

Hasil terbaik negosiasi adalah terbentuknya Project Plan dimana pihak user dapat memperoleh sistem yang diinginkan sesuai spesifikasi yang telah diminta, dan pihak vendor dapat bekerja dengan realistis, mendapatkan upah yang sesuai, serta deadline yang wajar.

Validasi Kebutuhan

Setelah proses negosiasi menghasilkan kesepakatan bersama, maka tahapan berikutnya adalah proses validasi dari kedua belah pihak yaitu user dan vendor. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan interpretasi, kurangnya informasi, inkonsistensi, serta kemungkinan tidak terpenuhinya kebutuhan yang telah disepakati di awal.

Jika seluruh informasi telah dinyatakan valid, maka dilanjutkan dengan proses pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan yang telah dituliskan dalam dokumen Requirement Engineering.

Dalam beberapa kasus, proses Requirement Engineering dapat berlangsung secara paralel atau beriringan dengan proses pengembangan sistem, tergantung pada kebutuhan setiap projectnya. Semakin banyak pemangku kepentingan yang terlibat, maka akan bertambah pula kebutuhan yang harus diidentifikasi. Maka dibutuhkan kemampuan manajemen informasi dan pendokumentasian yang baik, agar memudahkan pelacakan perubahan sepanjang proses pengembangan.

Beberapa kendala yang memungkinkan terjadi pada proses Requirement Engineering adalah:

  1. User kesulitan dalam mengkomunikasikan kebutuhannya.
  2. Terlalu banyak pemangku kepentingan yang terlibat, sehingga menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan.
  3. Ketidaksesuaian antara permintaan, deadline, serta budget yang ditawarkan.

It’s your worst nightmare. A customer walks into your office, sits down, looks you straight in the eye, and says, “I know you think you understand what I said, but what you don’t understand is what I said is not what I meant.” Invariably, this happens late -Ralph Young

Reference: Software Engineering A Practitioner’s Approach / Roger S. Pressman / Seventh Edition