hallo – hallo Sahabat Akhdani, aku mau sedikit sharing nih dari jurnal yang udah aku baca
Apa itu Disaster Recovery Planning??
Disaster Recovery Planning itu adalah perencanaan untuk pengelolaan secara rasional dan cost-effective bencana terhadap sistem informasi yang akan dan telah terjadi.
Apa itu Failover??
Failover itu adalah sebuah metode operasional backup yang dijalankan secara otomatis. Kondisi sistem yang digunakan untuk failover harus dalam posisi standby baik itu database, server ataupun jaringan. Dalam proses kerjanya failover system akan bekerja secara smooth berdasarkan permintaan yang muncul setelah diterima indikasi – indikasi sistem utama mengalami downtime.
Jadi, apa hubungannya data dengan Disaster Recovery Planning dan Failover??
Data tidak hanya digunakan sebagai media untuk pertukaran informasi melainkan juga sebagai alat komunikasi antar perangkat yang sudah diintegrasikan. Data menjadi kebutuhan yang penting, tidak terbayangkan bagaimana data hilang atau tidak dapat diakses lagi. Beberapa sebab data tidak dapat diakses seperti data corrupt atau bisa juga data mengalami gangguan saat akan diakses, akses gangguan bisa berasal dari koneksi jaringan bisa juga berasal dari server dari data tersebut. Bahaya yang paling besar adalah bencana. Jika bencana tersebut terjadi menyebabkan banyak data hilang, maka dari itulah Disaster Recovery Planning diperlukan. Waktu downtime menjadi penentu apakah suatu DRP efektif atau tidak. Sehingga waktu downtime permasalahan ketersediaan data server erat kaitannya dengan high availability dengan protokol heartbeat.
Protokol heartbeat digunakan untuk sistem failover dari server web server. Selain failover web server, proses backup dan restore database server melibatkan backup dari database server utama, untuk restore akan menggunakan differential backup. Sinkronisasi server dilakukan dengan rsync. Perintah rsync dikombinasikan dengan crontab untuk proses penjadwalan sedangkan proses restore pada server backup bergantung pada waktu pemindahan data dari server utama dan proses backup pada server utama itu sendiri. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sinergi dari sistem failover dan replikasi server mereduksi waktu downtime untuk link server efektif diterapkan pada suatu DRP dengan mereduksi waktu downtime jika dibandingkan dengan DRP yang dilakukan secara manual.
Downtime artinya erat kaitannya dengan ketersedian website yang selalu dapat diakses kapanpun dan dimanapun, sangat beresiko jika website tersebut mengalami error atau tidak dapat diakses ini lah fungsi dari high availability yang perlu ada pada system dari website tersebut. Proses backup ataupun restore pada suatu database sudah wajar dilakukan, baik untuk keperluan pemindahan database, untuk update aplikasi, untuk migrasi server, ataupun pengambilan data agar tidak mengganggu proses yang ada di suatu perusahaan.
Database memiliki beberapa jenis, seperti MySQL, MSSQL, Postgree, Oracle Database, sedangkan layanan cloud juga saat ini telah banyak tersedia contohnya Microsoft Azure dan Amazon Web Service (AWS). Selain backup otomatis juga tidak lupa ada fitur backup manual yang bisa dilakukan dengan mengakses menu task selanjutnya pilih backup atau restore. Pada backup database SQL server ini bisa dilakukan back up full artinya backup dilakukan dengan membackup seluruh data yang ada mulai dari database di inisialisasi sedangkan terdapat differential/incremental backup dimana backup ini hanya meliputi tambahan data dari database tersebut. Kedua metode backup database ini sudah meliputi transaksi dan juga log pada database yang akan di backup. Berikut adalah gambar detail backup database server.
Referensi :A.P. Wahyu Ari Yuliono, " Sinergi Replikasi Server dan Ssitem Failover pada Datavase untuk Mereduksi Downtime Disaster REcovery Plning ( DRO)," Journal of Informatics and Computer Science, vol.03,2021