PHP Framework Laravel

laravel

Hallo kreatif reader, aku mau sedikit sharing nih dari buku yang udah aku baca..

Apa itu PHP framework?
PHP framework dapat membantu mempromosikan metode Rapid Application Development (RAD) atau bersifat incremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek, menghemat waktu, membantu membuat aplikasi lebih stabil dan mengurangi jumlah pengkodean berulang bagi pengembang aplikasi.

Apa sih Laravel itu?
Laravel adalah PHP framework yang mengikuti pola arsitektur Model-View-Controller (MVC). Sejak diluncurkan tahun 2011, laravel banyak digunakan oleh programmer karena mudah dipahami dan dokumentasinya yang lengkap. Framework ini menyediakan beberapa jenis library dan fungsi lain yang bisa memudahkan dalam penulisan baris kode dengan tujuan memperindah website.

12-fitur-laravel-framework-php-untuk-membangun-website-2Fitur-fitur yang ada pada framework laravel adalah sebagai berikut:
1. Blade Template Engine
Laravel menggunakan blade template engine yang memungkinkan programer untuk mendesain layout yang unik, konsisten dan terstruktur selama proses pengembangan. Kelebihannya dapat menggunakan kode PHP biasa di dalam tampilan, kemudian desain tampilan akan tetap di cache sampai adanya modifikasi.
2. Routing
Laravel memiliki sistem routing yang memungkinkan programer mendefinisikan rute URL dengan mudah, menentukan rute untuk mengarahkan permintaan HTTP ke tindakan (controller) yang sesuai. Routing membantu untuk memperluas dan meningkatkan performa aplikasi web.
3. Eloquent ORM
Eloquent adalah sistem ORM (Object-Relational Mapping) yang terintegrasi dengan Laravel. Ini memungkinkan pengembang berinteraksi dengan database menggunakan model PHP, mengurangi kompleksitas dalam bekerja dengan database.
4. Middleware
Middleware dalam laravel memungkinkan pengembang untuk memodifikasi permintaan HTTP sebelum atau setelah mencapai tujuan akhir, memberikan fleksibilitas dalam memanipulasi permintaan.
5. Authentication and Authorization
Laravel menyediakan sistem autentikasi yang terintegrasi dengan kemudahan konfigurasi dan ekstensibilitas, serta fitur otorisasi yang memungkinkan pengembang mengontrol akses ke bagian-bagian tertentu dari aplikasi.
6. Artisan Command-Line Tool
Laravel dilengkapi dengan Artisan, sebuah perintah baris yang memudahkan pengembang dalam menjalankan tugas-tugas rutin seperti migrasi database, pembuatan controller, dan pengelolaan modul.
7. Migrations
Migrations dalam Laravel memungkinkan programmer mengelola struktur basis data menggunakan kode ataupun membuat dan mengubah tabel serta kolom menggunakan file migrasi. Hal ini memungkinkan tim bekerjasama dengan mudah dan menjaga konsistensi skema basis data dalam pengembangan aplikasi.
8. Testing Support
Laravel mendukung pengujian aplikasi menggunakan framework pengujian PHPUnit. Programmer dapat membuat dan menjalankan pengujian dengan mudah menggunakan alat bawaan Laravel.

Contoh laravel untuk e-commerce
working-of-mvc-1024x686-removebg-preview
Pengembang aplikasi dapat mengunakan konsep Model-View-Controller (MVC) untuk mengorganisir logika aplikasi yang diuraikan seperti berikut:
1. Model, dalam framework laravel akan mewakili entitas. Contohnya: produk dan keranjang belanja, kemudian berinteraksi dengan database untuk menyimpan dan mengambil data.
2. Controller, dalam framework laravel akan mengatur aliran informasi antara model dan view, kemudian mengambil data dari model lalu memperbarui tampilan yang relevan ke view.
3. View, dalam framework laravel akan menangani tampilan. Contohnya: halaman daftar produk, halaman detail produk dan halaman keranjang belanja.

Kesimpulan
Dengan kombinasi fitur-fitur yang sudah dijelaskan dan konsep Model-View-Controller (MVC) yang jelas, Laravel menjadi pilihan untuk pengembangan aplikasi web modern. Penggunaan laravel dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, keamanan pengembangan aplikasi web, dan juga dokumentasi yang lengkap. Terimakasih..

PHP: Web Programming Language for Beginner

cover

Halo, Kreatif Readers! Pada artikel ini, akan membahas mengenai bahasa pemrograman PHP beserta cara kerjanya.

PHP (Hypertext Prepocessor) merupakan salah satu bahasa pemrograman yang sering digunakan dalam pembangunan sebuah website. Beberapa situs besar yang masih menggunakan PHP antara lain Facebook, Wikipedia, dan WordPress. Seiring berjalannya waktu, PHP telah merilis berbagai versi, dengan versi terbaru saat ini adalah PHP 8.3

PHP bekerja pada sisi server, atau biasa disebut dengan server-side rendering. Hal ini memungkinkan PHP dapat mengelola konten website dengan dinamis, didukung dengan penggunaan database. Di bawah ini merupakan ilustrasi pemrosesan data menggunakan PHP.

php

Pada proses ini, PHP berperan dalam mengambil dan mengelola data pada server, seperti yang digambarkan pada step nomor 2 di bawah ini.

server-side-rendering-php

Selain itu, bahasa pemrograman ini juga bersifat scripting language, yaitu kumpulan bahasa pemrograman yang telah ditafsirkan. Sehingga, untuk menjalankan sebuah kode PHP tidak diperlukan compiler khusus. Hal ini cukup membantu para pemula dalam mempelajari bahasa pemrograman tanpa harus melewati langkah-langkah yang “rumit”. Beberapa kelebihan lain dari PHP yaitu:

  • Gratis dan open-source
  • Mendukung integrasi dengan berbagai teknologi
  • Dukungan komunitas yang telah tersebar di seluruh dunia

Selain beberapa keuntungan di atas, PHP juga memudahkan penggunanya dengan menyediakan beberapa framework yang berisikan basic structure untuk mengakomodir pengembangan sebuah website. Penggunaan framework dapat membantu penyusunan kode menjadi lebih terstruktur, mempersingkat proses pembuatan, serta memudahkan proses maintanance atau perawatan pada sebuah website.

Contoh framework PHP yang cukup familiar digunakan dalam pembangunan sebuah website adalah Laravel, CodeIgniter, Phalcon, serta masih banyak lainnya. Pembahasan dari masing-masing framework akan dijelaskan pada artikel-artikel berikutnya. Stay tune!

Referensi:
Pemrograman Web dengan PHP & MySQL
Achmad Solichin
Bab 1 - Pengantar Pemrograman Web

PHP: Hypertext Preprocessor

 

Software Engineering #Chapter 22 : Project Management – Risk Management

risk_management-removebg-preview

 

Hallo teman-teman Akhdani, aku mau sedikit sharing nih dari buku yang udah aku baca

Apa itu Project Management?
Project Management adalah metode penyelesaian proyek dengan melakukan proses initiating, planning, executing, control and monitoring, hingga closing untuk mencapai output/tujuan yang sudah ditentukan.

Dalam pengelolaan proyek dapat mengikuti panduan dari PMBOK Guide 4th Edition yang salah satu isinya ada Risk Management.

Apa itu Risk Management?

Risk Management adalah salah satu pekerjaan terpenting seorang Project Manager yang memikirkan kemungkinan terjadinya risiko dan konsekuensinya terhadap proyek. Risk Management dapat mengantisipasi risiko yang mungkin mempengaruhi jadwal proyek atau kualitas software yang sedang dikembangkan, kemudian mengambil tindakan untuk menghindari risiko tersebut.

Beberapa tahapan yang dapat dilakukan:

screenshot-2023-10-30-105801

  1. Risk Identification
    Pada tahapan ini tim berkumpul untuk bertukar pikiran mengenai kemungkinan risiko yang terjadi sehingga project manager dapat mengidentifikasi risiko berdasarkan pengalaman pada proyek sebelumnya.
    Sebagai titik awal untuk identifikasi risiko, ada 6 (enam) jenis risiko yang dapat dimasukkan dalam daftar risiko:
    a. Estimation
    b. Organizational
    c. People
    d. Requirements
    e. Technology
    f. Tools
  2. Risk Analysis
    Pada tahapan ini project manager harus mempertimbangkan setiap risiko yang teridentifikasi dan mengambil tindakan penilaian tentang kemungkinan dan keseriusan risiko tersebut. Project manager tidak mungkin membuat penilaian numerik yang tepat mengenai probabilitas dan keseriusan setiap risiko, sehingga dapat dilakukan penilaian dengan cara berikut ini:
    a. Kemungkinan risiko dapat dinilai sebagai tidak signifikan (rendah, sedang, tinggi, atau sangat tinggi).
    b. Dampak risiko dapat dinilai sebagai bencana besar (mengancam kelangsungan hidup proyek), serius (akan menyebabkan penundaan besar), dapat ditoleransi (keterlambatan akan terjadi kontingensi yang diperbolehkan), atau tidak signifikan.
  3. Risk Planning
    Pada tahapan ini project manager mengembangkan strategi untuk mengelola risiko-risiko utama yang mengancam proyek. Untuk setiap risiko, project manager harus memikirkan tindakan yang memungkinkan dalam meminimalisir gangguan terhadap proyek jika masalah yang diidentifikasi dalam risiko tersebut terjadi.
  4. Risk Monitoring
    Pada tahapan ini project manager harus memantau risiko secara teratur di semua tahapan proyek, mempertimbangkan dan mendiskusikan setiap risiko utama secara terpisah, memutuskan apakah risiko tersebut lebih besar atau lebih kecil kemungkinannya untuk timbul dan apakah konsekuensi risiko telah berubah.

Sehingga dapat disimpulkan untuk pengajuan proposal manajemen proyek bagian Risk Management tertulis seperti berikut ini: 

421315

Mengenal Business Intelligence

Cover BI

Halo Sobat Akhdani! Di era teknologi saat ini, para pelaku usaha mulai menggunakan Businesss Intelligence sebagai tools untuk memonitoring performa bisnisnya. Secara umum, Businesss Intelligence dapat membantu mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, yang kemudian disimpan, diolah dan diproses menjadi data visual. Untuk mengenal lebih dalam apa itu BI dan bagaimana cara kerjanya, mari simak artikel berikut ini!

Apa itu Business Intelligence?

Business Intelligence merupakan bentuk pengolahan data menggunakan model matematis dan analitis yang kemudian akan menghasilkan informasi untuk memudahkan perusahaan dalam pengambilan keputusan pada proses bisnis yang dijalankan.

Dalam artian lain, BI dapat membantu perusahaan melihat secara rinci dan real-time kondisi bisnis yang sedang berjalan saat ini, apakah sedang mengalami penurunan, peningkatan, atau bahkan stagnan. BI juga dapat membantu menyajikan informasi secara lebih ringkas, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah lebih cepat dan tepat untuk perencanaan bisnis kedepannya.

BI

Komponen Business Intelligence

Business Intelligence terdiri atas beberapa komponen pembentuk, antara lain:

  • OLAP (On-line Analytical Processing)

OLAP melakukan query data dari berbagai sumber untuk menghasilkan berbagai sudut pandang. Dengan kata lain, BI menggunakan OLAP untuk menggabungkan dan mengelompokkan data ke dalam beberapa kategori untuk memberikan informasi yang lebih ringkas dalam bentuk pelaporan, analisis, pemodelan, dan perencanaan. Beberapa operasi OLAP yang digunakan adalah roll up, drill down, slice and dice, dan pivot.

  • Analisis lanjutan

BI menerapkan teknik machine learning, otomasi proses bisnis, teknik statistik tren, mengenali pola, karakteristik, serta menganalisa anomali dari berbagai sumber data.

  • Manajemen Kinerja Perusahaan

Peran utama BI adalah integrasi dari beberapa data untuk menghasilkan informasi kinerja bisnis. Dalam komponen ini, BI berperan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan melacak fluktuasi pasar, menganalisis tren jangka pendek dan jangka panjang, serta menciptakan peluang investasi

Cara kerja Business Intelligence

Untuk menghasilkan sebuah data visual berbentuk laporan, BI perlu melewati beberapa proses seperti pengumpulan data, pemrosesan dan penyimpanan data, serta analisis dan penyajian.

konsep BI

Sumber: Pengantar BI dalam Bisnis

  • Pengumpulan data

Pada tahapan ini, BI akan melakukan ekstraksi pada data-data “mentah” yang telah tercatat pada database, seperti data penjualan, laporan laba rugi, penggajian, dan lain-lain sebelum disimpan dan diintegrasikan antar satu dengan yang lain.

  • Penyimpanan pada Data Warehouse

Data mentah yang telah dikumpulkan berikutnya akan disimpan dalam bentuk Data Warehouse untuk dilakukan proses integrasi dari beragam database yang ada.

  • Akses dan Analisis Data

Setelah proses integrasi data, peran BI berikutnya adalah mengakses informasi dari Data Warehouse untuk kemudian dianalisa dan diinterpretasikan dalam bentuk tren, pola, dan menyajikannya dengan bentuk yang lebih ringkas.

  • Pembuatan Laporan

Dari hasil analisa dan interpretasi data tersebut, dilakukan proses pembuatan laporan yang nantinya akan menampilkan data visual beserta informasi pendukung agar pengguna dapat lebih mudah memahami data yang telah diolah.

Aplikasi Business Intelligence

Nah, berikut ini terdapat beberapa rekomendasi aplikasi yang dapat mendukung penerapan Business Intelligence, antara lain:

  1. Microsoft Power BI
  2. Tableau
  3. Oracle BI

 


Referensi:
Business Intelegent (Pengantar Business Intelligence dalam Bisnis)
PT. Sonpedia Publishing Indonesia
Bagian 1 - Pengenalan dan Konsep Dasar Business Intellegence

Meningkatkan User Interface dan User Experience (UI/UX) melalui Pendekatan Berbasis Pengguna

user-1

Pengembangan aplikasi yang sukses tidak hanya bergantung pada teknologi canggih, tetapi juga pada kemampuan untuk memahami, menghormati, dan memenuhi kebutuhan pengguna. Salah satu pendekatan yang fading efektif dalam mencapai tujuan ini adalah Metode User Centered Design( UCD). UCD adalah kerangka kerja yang difokuskan pada pengguna dalam pengembangan tampilan antarmuka aplikasi. Pada kesempatan kali ini ARS Mania akan membahas tentang metode UCD dan mengapa ini sangat penting dalam menciptakan aplikasi yang sukses.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Kaligis & Fatri, 2020), berikut adalah penjelasan mengenai User Centered Design (UCD).

Apa Itu User Centered Design?

Menurut ISO 9241- 210 yang mengatur tentang Prinsip- prinsip Ergonomi Antarmuka Manusia Sistem Interaktif, metode UCD merupakan pendekatan dalam pengembangan sistem secara interaktif dengan tujuan untuk mengembangkan sistem yang berguna bagi penggunanya. UCD menempatkan pengguna sebagai pusat dari proses desain, dan berfokus pada pemahaman mendalam tentang kebutuhan, dan pengalaman pengguna. Pada metode pengembangan aplikasi, UCD diterapkan pada tahap perencanaan, perancangan, dan pengujian.

Tahapan Metode User Centered Design

the-user-centred-design-process-according-to-iso-9241-21020101. Understand and Specify the Context of Use (Memahami dan Menentukan Konteks Penggunaan)

Pada tahapan ini kita melakukan identifikasi yang berfokus pada kondisi siapa yang akan menggunakan sistem, di mana mereka akan menggunakannya dan apa yang menjadi alasan pengguna menggunakan sistem. Kita mencoba memahami apa yang mereka butuhkan dari sistem tersebut

2. Specify the User Requirements (Menentukan Kebutuhan Pengguna)

Setelah kita tahu siapa pengguna, di mana sistem akan digunakan, dan mengapa pengguna menggunakan sistem, kita menuliskan dengan jelas apa yang pengguna butuhkan dari sistem ini. Kita menentukan apa tugas yang harus mereka lakukan dan apa keinginan mereka.

3. Produce Design Solutions to Meet User Requirements (Menghasilkan Solusi Desain yang Memenuhi Kebutuhan Pengguna)

Dalam tahap ini, kita mulai membuat desain sistem. Desain ini harus mencakup antarmuka yang memudahkan pengguna untuk mengoperasikan sistem dan mencapai tujuan mereka. Pada tahapan ini juga kita berfokus pada untuk meningkatkan user experinece.

4. Evaluate the Design Against Requirements (Evaluasi Desain Berdasarkan Kebutuhan)

Setelah desain dibuat, kita menguji desain ini dengan pengguna. Pengguna mencoba sistem dan memberikan masukan atau feedback. Dari masukan tersebut akan dilakukan perbaikan secara berulang hingga memenuhi ekspektasi pengguna, karena pada metode ini berjalan secara iteratif.

Kesimpulan

Metode User-Centered Design (UCD) adalah pendekatan yang kritis dalam pengembangan aplikasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Dengan memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna, aplikasi dapat menjadi lebih efisien, efektif, dan memuaskan. UCD membantu mengurangi risiko kesalahan desain dan meningkatkan peluang kesuksesan aplikasi. Oleh karena itu, pengguna seharusnya selalu menjadi fokus utama dalam pengembangan aplikasi yang sukses.

Referensi : 
¹Kaligis, D.L. & Fatri R.R. (2020). Pengembangan Tampilan Antar Muka Aplikasi Survei Berbasis Web Dengan Metode User Centered Design. Jurnal Sistem Informasi, Teknologi Informatika dan Komputer, Vol 10. No 2, Hal 106-114.
²Saputri, I.S.Y. Fadhli, M. & Surya, I. (2017). Penerapan Metode UCD (User Centered Design) pada E-Commerce Putri Intan Shop Berbasis Web. Jurnal Nasional Teknologi dan Sistem Informasi. Vol 03. No 02. 269-278.

Understanding Requirement Engineering

cover-1

Fase Requirement Engineering merupakan proses memahami kebutuhan sistem, baik dari segi bisnis, kebutuhan fungsional, ataupun dari segi interaksi pengguna dengan sistem nantinya.

Tujuan dilakukannya fase Requirement Engineering adalah untuk menyamakan presepsi setiap pemangku kepentingan yang terlibat, agar dapat menghasilkan solusi yang efektif dan efisien.

Fase ini terdiri dari beberapa tahapan:

  1. Identifikasi permasalahan
  2. Analisa kebutuhan pengguna
  3. Klasifikasi kebutuhan pengguna
  4. Pemodelan sistem
  5. Negosiasi dan spesifikasi kebutuhan
  6. Validasi kebutuhan
Identifikasi Permasalahan

Tahapan ini merupakan awal dari proses Requirement Engineering. Identifikasi permasalahan biasanya dilakukan menggunakan teknik kolaborasi meeting yang akan dihadiri oleh pihak user atau pengguna, serta vendor atau tim yang akan melakukan pengembangan sistem. Tahapan ini dapat juga disebut Requirement Gathering.

Tujuan utama dari Requirement Gathering adalah memahami permasalahan yang dihadapi oleh user yang kemudian dilanjutkan dengan penawaran solusi secara garis besar.

Analisa Kebutuhan Pengguna

Tahapan ini merupakan tindak lanjut atas informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Pemasalahan akan dipetakan menjadi poin-poin kebutuhan yang nantinya akan direalisasikan dalam bentuk fitur-fitur pada sistem yang dikembangkan.

Klasifikasi Kebutuhan Pengguna

Setelah diperoleh daftar kebutuhan pengguna, maka selanjutnya akan dilakukan klasifikasi kebutuhan berdasarkan level kepentingannya, yaitu:

  1. Normal Requirement (Kebutuhan objektif sesuai dengan permintaan user)
  2. Expected Requirement (Kebutuhan dasar sebuah sistem)
  3. Exciting Requirement (Kebutuhan tambahan yang berada di luar ekspektasi user)

Klasifikasi kebutuhan dilakukan untuk memudahkan tim pengembang dalam menentukan prioritas ketika proses pengerjaan nantinya.

Pemodelan Sistem

Tahapan ini bertujuan untuk menggambarkan sistem dalam bentuk dokumen teknis untuk memperjelas elemen apa saja yang dibutuhkan, bagaimana hubungan antar entitas, serta bagaimana behavior atau perilaku sistem atas berbagai kondisi yang diminta oleh setiap aktor.

Pemodelan dapat dilakukan menggunakan Use Case Skenario ataupun Use Case Diagram, UML, Class Diagram, ataupun Prototype sistem.

Negosiasi dan Spesifikasi Kebutuhan

Setelah dilakukan pemodelan, gambaran alur serta fungsional sistem akan semakin jelas. Tahapan berikutnya adalah melakukan diskusi dan negosiasi antara vendor dan user untuk menentukan prioritas pada proses pengembangan, biaya yang dibutuhkan, risiko yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan untuk menggabungkan, memodifikasi atau bahkan mengeliminasi kebutuhan-kebutuhan yang telah dituliskan di awal agar mencapai kesepakatan bersama.

Hasil terbaik negosiasi adalah terbentuknya Project Plan dimana pihak user dapat memperoleh sistem yang diinginkan sesuai spesifikasi yang telah diminta, dan pihak vendor dapat bekerja dengan realistis, mendapatkan upah yang sesuai, serta deadline yang wajar.

Validasi Kebutuhan

Setelah proses negosiasi menghasilkan kesepakatan bersama, maka tahapan berikutnya adalah proses validasi dari kedua belah pihak yaitu user dan vendor. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan interpretasi, kurangnya informasi, inkonsistensi, serta kemungkinan tidak terpenuhinya kebutuhan yang telah disepakati di awal.

Jika seluruh informasi telah dinyatakan valid, maka dilanjutkan dengan proses pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan yang telah dituliskan dalam dokumen Requirement Engineering.

Dalam beberapa kasus, proses Requirement Engineering dapat berlangsung secara paralel atau beriringan dengan proses pengembangan sistem, tergantung pada kebutuhan setiap projectnya. Semakin banyak pemangku kepentingan yang terlibat, maka akan bertambah pula kebutuhan yang harus diidentifikasi. Maka dibutuhkan kemampuan manajemen informasi dan pendokumentasian yang baik, agar memudahkan pelacakan perubahan sepanjang proses pengembangan.

Beberapa kendala yang memungkinkan terjadi pada proses Requirement Engineering adalah:

  1. User kesulitan dalam mengkomunikasikan kebutuhannya.
  2. Terlalu banyak pemangku kepentingan yang terlibat, sehingga menyulitkan dalam proses pengambilan keputusan.
  3. Ketidaksesuaian antara permintaan, deadline, serta budget yang ditawarkan.

It’s your worst nightmare. A customer walks into your office, sits down, looks you straight in the eye, and says, “I know you think you understand what I said, but what you don’t understand is what I said is not what I meant.” Invariably, this happens late -Ralph Young

Reference: Software Engineering A Practitioner’s Approach / Roger S. Pressman / Seventh Edition

Mengenal Bahasa Pemrograman Python dan Django

Python telah lama menjadi salah satu bahasa pemrograman yang paling populer, dan salah satu alasan utama kepopulerannya adalah kemampuan untuk mengembangkan aplikasi web dengan cepat dan efisien. Python memiliki beragam framework yang sering digunakan dalam pengembangan berbagai jenis aplikasi, diantaranya seperti framework Flask, Pyramid, Tornado dan Falcon. Namun yang paling populer dan banyak digunakan adalahan Framework Django, sebuah alat yang mempermudah pengembangan aplikasi web yang kuat dan skalabel. Artikel ini akan membahas bagaimana Python, bersama dengan Django, memungkinkan pengembangan aplikasi web yang efisien dan kuat.

Python: Bahasa Pemrograman yang Populer

Faktanya menurut IEE Spectrum mengatakan bahwa python adalah bahasa pemrograman paling populer. Sebelum kita membahas Django, mari tinjau mengapa Python menjadi pilihan utama dalam pengembangan web

  1. Sintaksis yang Mudah Dipahami: Python dikenal dengan sintaksisnya yang sederhana dan mudah dipahami. Ini membuatnya menjadi bahasa yang ideal untuk pemula dan pengembang yang ingin fokus pada logika aplikasi daripada menangani kompleksitas sintaksis.
  2. Ekosistem yang Kaya: Python memiliki ekosistem yang kaya dengan berbagai pustaka dan framework yang mendukung pengembangan web, analisis data, kecerdasan buatan, dan banyak lagi. Ini berarti Anda dapat dengan mudah mengakses alat-alat yang diperlukan untuk tugas-tugas khusus dalam pengembangan web.
  3. Komunitas yang Besar: Python memiliki komunitas yang besar dan beragam. Komunitas ini menyediakan dukungan, tutorial, dan sumber daya yang berlimpah, membuatnya mudah untuk menyelesaikan masalah dan memperdalam pengetahuan Anda.
  4. Kemampuan Cross-Platform: Python dapat berjalan di berbagai platform, termasuk Windows, macOS, dan Linux. Ini membuatnya cocok untuk pengembangan aplikasi web yang bersifat lintas platform.

Django: The Web Framework for Perfectionists with Deadlines

Menurut penelitian yang dilakukan dengan judul “Pemanfaatan Python dan Framework Django Sebagai Dashboard Sistem Informasi Pengelolaan Skripsi Pada STIMIK Pontianak” (Gat,2023) mengatakan bahwa Bahasa pemrograman Python dan framework Django hadir dengan kesederhaan, memiliki sintaks yang mudah dipahami untuk dibaca dan juga menyedikan banyak library yang siap dipergunakan. Dari segi keamanan, python menawarkan keamanan yang lebih kuat dari framework kebanyakan bahasa pemrograman lainnya. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa, bahasa pemrograman Python dengan framework Django yang dilengkapi dengan banyak fitur dan library yang lengkap, mampu menghasilkan sistem informasi pengelolaan skripsi dengan mudah dan cepat.

Hal yang paling menarik dari Django adalah arsitektur sistem MTV (Model, Template, View) yang dimilikinya, berbeda dengan kebanyakan framework yang menggunakan sistem MVC (Model, View, Control) hal ini merupakan setara namun istilahnya saja yang berbeda.

assitektur-sistem-mtv

 

  • Model mewakili struktur data aplikasi Anda dan berfungsi untuk berinteraksi dengan basis data.
  • View bertanggung jawab untuk mengatur logika presentasi dan mengatur bagaimana data dari model ditampilkan kepada pengguna.
  • Template adalah komponen yang mengontrol tampilan akhir yang diberikan kepada pengguna, seringkali dalam bentuk halaman web HTML.

Berikut adalah 10  keunggulan framework Django dibandingkan beberpa framework python lainnya:

  1. Kekuatan Batteries-Included: Django sering dijuluki sebagai “framework yang memiliki baterai terisi penuh” karena menyertakan banyak komponen bawaan (seperti ORM, sistem admin, sistem otentikasi, dll.) yang membuat pengembangan web lebih cepat dan mudah. Ini mengurangi kebutuhan untuk mencari pustaka pihak ketiga atau menggabungkan berbagai komponen sendiri.
  2. ORM Kuat: Django dilengkapi dengan Django ORM (Object-Relational Mapping) yang kuat, yang memungkinkan Anda berinteraksi dengan basis data relasional tanpa harus menulis SQL secara eksplisit. Ini mempermudah pemodelan dan pengaksesan data.
  3. Sistem Admin yang Kuat: Django menyertakan sistem admin bawaan yang memungkinkan Anda membuat antarmuka administrasi web untuk aplikasi Anda dengan sedikit atau tanpa penulisan kode tambahan. Ini sangat berguna untuk mengelola data aplikasi Anda.
  4. Dokumentasi yang Luar Biasa: Django memiliki dokumentasi yang sangat baik dan komprehensif, yang membuatnya mudah bagi pengembang baru untuk memahami dan memulai dengan framework ini. Dokumentasi yang baik juga membantu dalam pemeliharaan dan pengembangan aplikasi.
  5. Keamanan Terintegrasi: Django menerapkan banyak praktik keamanan terbaik secara bawaan, termasuk proteksi terhadap serangan umum seperti SQL injection, Cross-Site Scripting (XSS), dan Cross-Site Request Forgery (CSRF). Ini membantu menjaga aplikasi Anda aman secara default.
  6. Skalabilitas: Meskipun Django cocok untuk proyek-proyek kecil, itu juga dapat digunakan untuk proyek-proyek besar dan rumit. Dengan desain yang kuat dan kemampuan untuk membagi aplikasi menjadi komponen yang terpisah, Anda dapat mengembangkan aplikasi yang sangat skalabel.
  7. Dukungan Komunitas dan Ekosistem: Django memiliki komunitas yang besar dan aktif, sehingga Anda dapat dengan mudah menemukan dukungan, tutorial, dan pustaka pihak ketiga yang memperluas fungsionalitas Django.
  8. Ketersediaan Hosting dan Deployment yang Luas: Ada banyak penyedia hosting web dan layanan PaaS yang mendukung Django, membuatnya mudah untuk mendeploy aplikasi Anda secara online.
  9. Berfokus pada Prinsip “Don’t Repeat Yourself” (DRY): Django mendorong praktik pengembangan yang menghindari pengulangan kode (DRY) dengan menyediakan alat-alat seperti template dan middleware yang memungkinkan Anda mengorganisir kode Anda dengan baik.
  10. Desain URL yang Elegan: Django memiliki sistem routing URL yang sangat baik yang memungkinkan Anda mendefinisikan pola URL dengan mudah, membuat aplikasi Anda lebih terstruktur dan mudah dipahami.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap framework memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pilihan framework web Python terbaik tergantung pada kebutuhan proyek Anda dan preferensi pribadi Anda sebagai pengembang.

Kesimpulan:

Python dengan Django adalah kombinasi yang sangat kuat untuk pengembangan aplikasi web. Python memberikan sintaksis yang mudah dipahami, ekosistem yang kaya, dan dukungan komunitas yang besar, sementara Django menawarkan produktivitas tinggi, keamanan terintegrasi, dan kemampuan skalabilitas. Kombinasi ini membuat Python dan Django menjadi pilihan yang luar biasa untuk pengembangan aplikasi web yang efisien dan andal. Jika Anda ingin membangun aplikasi web, pertimbangkan untuk memulai dengan Python dan Django untuk mendapatkan hasil terbaik dalam waktu singkat.

Software Engineering #Chapter 3 – Agile Software Development

blog-removebg-preview

Ringkasan Agile Software Development
Metode agile adalah metode pengembangan berulang yang berfokus pada pengurangan biaya overhead dan proses dokumentasi serta pengiriman perangkat lunak tambahan. Metode ini cocok untuk pengembangan aplikasi dimana persyaratan sistem biasanya berubah dengan cepat, kemudian mengusulkan persyaratan baru dan perubahan untuk disertakan dalam iterasi sistem selanjutnya selama proses pengembangan.

Scrum merupakan metode agile yang telah muncul sebagai metode yang paling banyak digunakan. Proses scrum atau siklus sprint menghasilkan peningkatan produk dari setiap iterasi proses, kemudian dapat dikirimkan ke pelanggan. Titik awal siklus sprint scrum adalah product backlog. Product backlog merupakan daftar dari item seperti fitur produk, dokumen requirement, daftar cerita pengguna, atau deskripsi lain dari software yang akan dikembangkan oleh tim Scrum. Kemudian seluruh tim dilibatkan dalam memilih item mana yang memiliki prioritas tertinggi dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap sprint.

Dalam berbagai kisah sukses Scrum (Schatz and Abdelshafi 2005; Mulder and van Vliet 2008; Bellouiti 2009), hal-hal yang disukai pengguna tentang metode Scrum adalah:

  1. Produk dipecah menjadi serangkaian bagian yang dapat dikelola bersamaan dan dipahami oleh para pemangku kepentingan.
  2. Perubahan requirement saat pengembangan software tidak menghambat kemajuan progress.
  3. Seluruh tim dapat melihat progress pengerjaan produk, sehingga komunikasi dan semangat tim meningkat.
  4. Pelanggan melihat kemajuan progress, deliverable tepat waktu, dan mendapatkan feedback tentang produk dengan jangka waktu yang cukup pendek.
  5. Kepercayaan antara pelanggan dan pengembang terjalin, dimana setiap pelanggan mengharapkan produk berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.

Diketahui sebagian besar software engineering melakukan pemeliharaan dan pengembangan dari sistem yang ada. Berikut adalah keunggulan pada metode agile software development:

  1. Up to date, karena lebih fleksibel dan menerima perubahan berkelanjutan.
  2. Resource yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.
  3. Alur kerja lebih singkat dan efisien,  sehingga kinerja tim menjadi lebih stabil.
  4. Interaksi antara client dan developer menjadi lebih intens dan responsif terhadap kebutuhan pengembangan software.

Tetapi bagaimana jika business requirement saat pemeliharaan perangkat lunak melibatkan sistem kustom yang harus diubah, tidak ada konsensus yang jelas mengenai kesesuaiannya?
Tiga jenis masalah dapat terjadi:

  1. Kurangnya dokumentasi produk dari pembangunan perangkat lunak sebelumnya
  2. Menjaga keterlibatan pelanggan dalam proses pengembangan
  3. Tim pengembangan harus dapat memahami perangkat lunak sebelumnya

Kesimpulan
Menurut saya buku ini sangat menarik untuk pembaca yang ingin mengetahui teknik agile development seperti user stories, refactoring, pair programming and test-first development. Pada buku ini pembaca juga dapat memahami perbedaan antara metode agile software development dengan plan-driven development, dan isu-isu pada scaling agile methods.

Akhdani Tech Talk 2021 Series #8 – Database Transaction

Database Transaction

Oleh: Aldia Rahman Mahmudi, Arvin Rasheda, Hesti Pratiwi

Apa itu Database Transaction?

Database transaction adalah salah satu subset yang disediakan SQL. Gunanya untuk mengatur alur data transaksi dalam suatu database. Dengan menggunakan Database Transaction maka kita akan memasukan beberapa query kedalam satu blok dan DBMS akan menganggap query tadi menjadi suatu kesatuan, sehingga jika terjadi error pada salah satu query maka sistem akan membatalkan (rollback) query yang sudah di eksekusi sebelumnya. Konsep ini adalah pengertian dari Atomic yaitu do all or nothing (lakukan semua atau tidak sama sekali).

Konsep Dasar

Dalam implementasinya, kita akan bertemu dengan 3 istilah berikut:Dalam implementasinya, kita akan bertemu dengan 3 istilah berikut:

  • BEGIN/START TRANSACTION

Ini adalah perintah untuk memulai sesi database transaction.

  • COMMIT

Commit adalah perintah untuk menyimpan semua perubahan pada database secara permanen, commit ini dijalankan setelah semua query dieksekusi dan tidak ada error sama sekali.

  • ROLLBACK

Rollback adalah perintah untuk membatalkan semua perubahan data, rollback ini akan dijalankan ketika ada salah satu query yang error. Jika kita menggunakan try..catch, maka perintah rollback ini biasa disimpan di blok catch.

Properti ACID

ACID merupakan singkatan dari Atomicity, Consistency, Isolation, and Durability. ACID adalah karakteristik dari Database Transaksional yang menjamin transaksi database diproses secara reliable.

1

  1. Atomicity: transaksi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah. Suatu proses selesai secara menyeluruh atau tidak sama sekali.
  2. Consistency: semua proses yang terjadi di database harus memiliki state yang jelas. Sehingga ketika proses gagal, maka data akan dikembalikan seperti keadaan sebelum proses transaksi dimulai.
  3. Isolation: data yang belum selesai diproses harus terisolasi dari transaksi lainnya. Berarti bahwa satu transaksi tidak dapat membaca data dari transaksi lain yang belum selesai.
  4. Durability: kemampuan DBMS untuk menyimpan data transaksi yang terjadi. Sehingga jika terjadi kegagalan, DBMS menjamin bahwa data transaksi yang telah tersimpan tidak akan hilang.

State Transaksi

2

Beberapa state dalam sebuah transaksi, diantaranya:

  1. Active: inisiasi state, transaksi tetap berada pada state ini pada saat proses transaksi
  2. Partially committed: setelah statement final telah dieksekusi
  3. Failed: setelah ditelusuri bahwa eksekusi tidak dapat diproses kembali
  4. Aborted: setelah transaksi di-rolled back dan database di-restore ke kondisi awal sebelum transaksi dimulai.
  5. Committed: setelah transaksi sukses dipenuhi

Implementasi

Misalkan kita memiliki sebuah desain database berisi 2 buah tabel (“header” dan “detail”) yaitu “akun” dan “transaksi” untuk menyimpan saldo dan transaksi yang dilakukan user. Di dalam tabel akun terdapat attribute id, nama dan jumlah saldo user tersebut, dimana saldo memiliki check constraint yaitu saldo harus lebih besar atau sama dengan 0. Dalam satu akun dapat memiliki beberapa detail transaksi yang jenisnya dapat berupa debit dan kredit yang dapat di tuliskan dalam bentuk +/- dalam attribute jenis, besaran transaksi pada attribute jumlah, tanggal dilakukannya transaksi dan akunid yang merupakan foreign key dari tabel akun. Struktur data tersebut dalam database dapat digambarkan dalam sebuah skema sederhana sebagai berikut :

3

Contoh Kasus :

User A dan B memiliki sebuah akun, dimana dalam akun tersebut user A memiliki saldo awal sebesar Rp 100.000,00 dan user B memiliki saldo awal sebesar Rp 750.000,00.

4

Misal user B ingin melakukan transfer saldo sebesar Rp. 800.000,00 ke user A, dimana transaksi ini harusnya gagal karena user B hanya memiliki saldo sebesar Rp. 750.000,00. Disini kita akan mensimulasikan transaksi tersebut dalam bentuk query untuk memperbarui data transaksi dan saldo kedua akun tersebut tanpa menggunakan database transaction.

5

Terdapat error ketika melakukan update pada saldo user B karena saldo akhir menjadi -50.000 dan terdapat check constraint dimana minimal saldo harus lebih besar atau sama dengan 0. Ketika kita melihat kembali data pada tabel akun dan transaksi maka akan terdapat kesalahan data karena ketiga query sebelumnya berhasil dilakukan sedangkan saldo user B tidak berhasil di update.

67

Berikut ini perbandingan apabila kita menggunakan database transaction.

8

Ketika terjadi error kita tinggal melakukan perintah ROLLBACK untuk membatalkan semua perubahan data / mengembalikannya lagi ke state awal, atau lakukan COMMIT jika semua query sukses dijalankan dan data akan tersimpan. Disini kita akan melakukan ROLLBACK pada transaction tersebut.

9

Jika kita melihat kembali data yang ada pada tabel akun dan transaksi, maka tidak akan terdapat perubahan dimana saldo masih sesuai data awal dan transaksi masih kosong.

10 11

Kesimpulan

Database transaction dapat disebut sebagai salah satu fundamental dari pemrograman menggunakan database relasional karena dapat membantu mencegah inkosistensi data atau kesalahan yang terjadi akibat aksi yang dilakukan pada database. Secara umum implementasi database transaction dapat membantu meningkatkan keandalan, integritas dan kinerja aplikasi yang dibangun diatas database tersebut.

Akhdani Tech Talk 2021 Series #7 – Penerapan Algoritma Naive Bayes pada Klasifikasi Data Penerimaan Pegawai

PENERAPAN ALGORITMA NAIVE BAYES PADA KLASIFIKASI DATA PENERIMAAN PEGAWAI

oleh: Maulana, Hardi, Akbar

Apa itu Klasifikasi Naive Bayes ?

Naïve Bayes Classifier merupakan Metode pengklasifikasian dg menggunakan metode probabilitas dan statistik yg dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes, yaitu memprediksi peluang di masa depan berdasarkan pengalaman di masa sebelumnya sehingga dikenal sebagai Teorema Bayes. Klasifikasi Naive Bayes diasumsikan bahwa ada atau tidak ciri tertentu dari sebuah kelas tidak adahubungannya dengan ciri dari kelas lainnya.

Alasan Memilih Algoritma Klasifikasi Naive Bayes ?

  • Naive Bayes Classifier bekerja sangat baik dibanding dengan model classifier lainnya. Hal ini dibuktikan oleh Xhemali , Hinde Stone dalam jurnalnya “Naïve Bayes vs. Decision Trees vs. Neural Networks in the Classification of Training Web Pages” mengatakan bahwa “Naïve Bayes Classifier memiliki tingkat akurasi yg lebih baik dibandingmodel classifier lainnya”.
  • Penggolong statistik: Melakukan prediksi probabilitas, misalnya: Memprediksi probabilitas keanggotaan kelas
  • Standar: Sekalipun metode Bayesian tidak dapat dilakukan secara komputasional, mereka dpaat memberikan standar pengambilna keputusan yang optimal yang ddapat diukur dengan metode lain.

Kelebihan dan Kekurangan Algoritma Naive Bayes

1. Kelebihan

  • Bisa dipakai untuk data kuantitatif maupun kualitatif
  • Tidak memerlukan jumlah data yang banyak
  • Tidak perlu melakukan data training yang banyak
  • Jika ada nilai yang hilang, maka bisa diabaikan dalam perhitungan.
  • Perhitungannya cepat dan efisien
  • Mudah dipahami
  • Mudah dibuat
  • Pengklasifikasian dokumen bisa dipersonalisasi, disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang
  • Jika digunakan dalaam bahasa pemrograman, code-nya sederhana
  • Bisa digunakan untuk klasifikasi masalah biner ataupunmulticlass

2. Kekurangan

  • Apabila probabilitas kondisionalnya bernilai nol, maka probabilitas prediksi juga akan bernilai nol
  • Asumsi bahwa masing-masing variabel independen membuat berkurangnya akurasi, karena biasanya ada korelasi antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
  • Keakuratannya tidak bisa diukur menggunakan satu probabilitas saja. Butuh bukti-bukti lain untuk membuktikannya.
  • Untuk membuat keputusan, diperlukan pengetahuan awal atau pengetahuan mengenai masa sebelumnya. Keberhasilannya sangat bergantung pada pengetahuan awal tersebut Banyak celah yang bisa mengurangi efektivitasnya
  • Dirancang untuk mendeteksi kata-kata saja, tidak bisa berupa gambar

skema-naive-bayesGambar 1.1. Skema Naive Bayes

Perancangan Sistem

flowchart-sistemGambar 2.1. Flowchart Sistem

diagram-classGambar 2.2. Diagram Kelas

Implementasi Klasifikasi Naive Bayes dan Rancangan Sistem 

Klasifikasi Naive bayes dibuat menggunakan bahasa pemrograman python yang terintegrasi dengan halaman web yang dibuat berdasarkan rancangan sistem diatas.

data-trainingGambar 3.1. Tabel Data Training

Tabel data training seperti gambar 3.1, data tersebut yang akan diklasifikasi menggunakan algoritma Naive Bayes dan digunakan sebagai pengambil keputusan untuk menentukan lulus atau tidaknya data baru calon pegawai.

halamanGambar 3.2. Halaman Form Input Sistem

dalam halaman web yang dibuat seperti Gambar 3.1. user akan menginput data calon pegawai seperti nama, nilai administrasi, nilai tes 1, nilai tes 2 dan nilai interviewnya. setelah user menginput data calon pegawai, sistem akan menentukan lulus atau tidaknya data calon pegawai berdasarkan hasil klasifikasi data training seperti pada gambar 3.3 dan gambar 3.4.lulus

Gambar 3.3. Tampilan Data Calon Pegawai Lulus

tidak-lulus

Gambar 3.4. Tampilan Data Calon Pegawai Tidak Lulus

Kesimpulan

1. Dengan adanya sistem ini, akan mempermudah pihak panitia penerimaan pegawai dalam memperkirakan calon pegawai yang akan bergabung sehingga panitia bisa mengambil keputusan untuk menerima atau tidak calon pegawai tersebut.

2. Pada algoritma Naive Bayes, semua attribut akan memberikan kontribusinya dalam pengambilan keputusan, dengan bobot atribut yang sama penting dan setiap atribut saling bebas satu sama lain.